Template:Extension/doc
[[Category:]] Arie J. Noor Umarisa, dilahirkan di Dusun Tancung Purai, sebuah Dusun kecil di pesisir barat Danau Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Dimana hidup sebagai nelayan tradisional dan petani musiman adalah warisan leluhurnya, dengan segala keterbatasan, Arie terus berjalan dan berjalan, belajar dan belajar serta berbuat dan berbuat , diapun menyikapi bentuk ketidak adilan di Indonesia dengan selalu berpijak pada rel yang rasional namun terus melawan dalam kepatuhan! [[:Image:]] Berawal dari keingintahuan tentang ideologi, politik, sosial dan budaya, maka komunitas ini dibangun sebagai tempat belajar dan berbagi bersama, untuk itu diharapkan adanya kontribusi dari berbagai pihak dalam memberi argumen berupa catatan yang bermanfaat agar dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk bersatu dalam perbedaan membangun negeri tercinta
Hal yang berhubungan dengan adat dan budaya, Arie mendirikan Rumpun Pemuda Adat Wanua Tanah Ugi (RUPADATU), salah satu organisasi pemuda di Sulawesi Selatan yang dimaksudkan untuk melestarikan adat dan budaya masyarakat daerah Bugis sebagai bagian dari budaya nusantara, Di Wajo tanah leluhurnya, Arie mendirikan Sanggar Komunitas Anak Wajo (SAKAW) yang merupakan wadah legal anak Wajo, baik di dalam maupun di luar negeri
Dalam kegiatan sosial, Arie memilih bergabung dalam komunitas yang identik dengan masyarakat arus bawah seperti Kerukunan Masyarakat Pedalaman Indonesia (KEMPIN), Solidaritas Anak pesisir Nusantara (SAPTA), The Police Error dan Komunitas Intelektual Pinggiran (KIP)
Bersama masyarakat pecinta dan peminat aktivitas sosial, Arie membangun Center Information Islands Society (CIIS), komunitas ini dibangun atas minat bersama dan diharapkan dapat menjadi salah media penyaluran informasi bagi masyarakat di daerah kepulauan
Arie juga mengajak sesama anak petani Indonesia untuk berbagi bersama dalam Solidaritas Anak Petani Untuk Lingkunagan dan Pendidikan (SAPULIDI)